Kampung Inggris - Pare
Kini gak
usah diragukan lagi kalau bahasa Inggris itu penting banget. Entah untuk
mencari pekerjaan, class conversation, liburan di Negeri orang, bahasa
sehari-hari, atau kebutuhan lainnya. Makanya itu alasan dasar ingin bisa lancar
Bahasa Inggris.
Gue jadi
inget liburan 5 tahun lalu, saat masih duduk dibangku SMP. Sekolah gue
mengadakan program trip sambil belajar ke Kampung Inggris. Eitss! Bukan di
Negara Eropa ya.. bukan juga di Australia. Tapi di Kediri – Pare, Jawa Timur.
Awalnya gue
sangat asing dengan sebutan Desa/Kampung tersebut.
Jadi,
sebelum kita on the way ke Kampung Inggris, sekolah gue sebelumya sudah
mensosialisasikan untuk berpartisipasi belajar diKampung Inggris. Peminatnya
lumayan banyak, gue pun tertarik dan akhirnya ikut program tersebut. Gak
main-main, kami disana bukan lima atau enam hari. Tapi tiga minggu! Awalnya gue
ragu untuk ikut, karena itu lama banget.. tapi karena temen-temen gue yang ikut
anak-anaknya asik banget, fix gua ikut! Gue tau, gak bakalan bosen. yaa..
paling home sick.
Perjalan ke
Kediri (Pare) satu hari satu malem. Bener-bener 24 jam. Kami on the way dari
Jakarta sekitar jam 16.00 WIB dan tiba di Kediri sekitar jam 16.00 WITA. Saat
kami tiba disana, kami langsung mencoba salah satu kulinernya. Yaitu bakso,
bukan sembarang bakso. Tapi bakso tersebut (seperti bakso pada umumnya) dan
ditambahkan potongan lontong.
Mungkin
biasanya kalo kita makan, bakso pakai nasi. Bukan dicampur lontong. Tapi kalo
di Kediri ciri khas semangkuk baksonya seperti itu.
Karena gak
sabar, akhirnya kita buru-buru selesain makan dan masuk ke asrama. Oh ya!
Asrama yang kami tempati mempunyai Musholla. Jadi mudah kalo mau sholat
berjamaah.
Asramanya
luas banget, ada dua kamar. Dan ada satu ruang tengah yang luas banget. Ada
beberapa dari kami yang tidur di kamar, dan ada yang tidur diruang tengah.
Kebetulan karena gue sekelas hanya bersepuluh *waktu Bintan belum jadi murid
baru* dan yang gak ikut cuma satu orang, jadi kita bersembilan tidur diruang
tengah. Karena kalo sekamar gak akan muat. Enaknya diruang tengah juga, ada TV
nya.
Dari Senin
sampai Jum’at, sesi pembelajaran dibagi 5 season. Jam 07.00 sampai jam 08.00
pagi. Jam 08.30 sampai jam 10.00. Jam 10.30 sampai jam 12.00. Jam 14.30 sampai
jam 16.00. Dan jam 18.30 sampai jam 20.00. Setiap hari dalam 3 minggu.
Kalau hari
Sabtu jadwalnya cuma sampai sesi 3, dan selanjutnya free. Hitung-hitung
setengah hari.
Kami
diajarkan mulai dari Tenses, Dialogue, dan Practice. Sambil belajar, sambil
diselingi games dan juga banyak banget yel-yel. Yang tadinya gue pikir bakal
bosen, tapi gak sama sekali. Kebetulan, yang ngajar pun usianya gak jauh beda.
Yaa mahasiswa gitu..
Karena
masih hawa-hawa bahasa Indonesia, kami masih asing untuk bicara bahasa Inggris
sehari-hari. Minggu pertama masih boleh menggunakan bahasa Indonesia. tapi
untuk minggu seterusnya harus menggunakan bahasa Inggris.
Kampung ini
sangat mendukung siswa-siswa yang belajar practice untuk berbahasa Inggris
dalam sehari-hari. Gue speechless dengan masyarakat yang berbicara bahasa Inggris
dalam kehidupan sehari-hari. Sampai-sampai seorang kakek pedagang sembako ikut
melayani pembelinya dengan bahasa Inggris.
Walaupun
logat yang digunakan masih terdengar medok (logat jawa) tetapi sang penjual
percaya diri dengan dialognya. Bukan hanya pedangang sembako, tetapi pedangan
lainnya pun seperti pedagang Pentol
(cilok khas Kediri), Bakso buah, Mie ayam (Mie ayamnya murah banget Rp.3.500
perporsi), pedagang sayur, atau lainnya menggunakan bahasa Inggris. Keren!
Mungkin ini
yang disebut kampung inggris.. karena masyarakatnya mayoritas berbicara bahasa
Inggris.
Oh ya!
Karena hari Minggu libur, schedule kami kosong. Minggu pertama, kami satu
asrama kerja bakti. Ada yang jahit kasur kapuk (karena jebol), ada yang
bersih-bersih debu, ada yang sapu, pel, dan ada juga yang belanja ke
minimarket.
Minggu kedua kami ditawari trip ke Blitar, ke beberapa tempat wisata terkenal. Seperti Pantai, Museum Ir.Soekarno, Makam Ir.Soekarno, dan Candi. Kebetulan trip kesana peminatnya lumayan banyak, gue pun ikut juga. Trip ke Blitar hitung-hitung refresh otak dari pelajaran bahasa Inggris. Dan setelah seharian jalan jalan, malamnya kami kembali ke asmara.
Minggu
ketiga, kami full time istirahat diasrama. Dan kami siap-siap untuk packing,
karena hari Senin kami harus pulang..
Banyak
cerita di Kampung Inggris.
Rebutan
sepedah ontel, rebutan kamar mandi setiap pagi, jajan pentol, makan Mie Ayam
yang murah banget *emang harganya sekitar segitu*, ngutang saus, jalan-jalan
dikebun Tebu, dibeliin es tebu sama doi *itu dulu* wkwkk, jalan-jalan malem
yang segala pake nyasar, makan roti Maryam, makan bakso buah yang boleh nambah
berkali-kali harganya tetep sama. Makan sate dipos ronda. Ngafalin yel-yel yang
gak ada habis-habisnya. Godain burung Merak. Kasih makan lele. Cuci dihalaman
belakang (kalo baju dilaundri). Pilih-pilih makanan yang udah disajiin. Party
kue dari yang ulang tahun. Dannn kejadian yang bikin gue kangen.. suasana yang
tentram.
Di tiga
minggu itu, secara gak langsung kami terikat dalam sebuah kelarga besar. Kalau
ada yang sakit, semua harus siaga. Sebagian temen gue ada yang sakit, akibat
pola makan yang gak teratur dan jajan sembarangan.
Pernah
suatu hari, ada temen kita yang sakit jadi izin dulu gak ikut pembelajaran.
Saat sesi pembelajaran selesai, kami kembali ke asrama (karena suka ada PR) untuk
istirahat atau mengerjakan tugas. Waktu itu kebetulan Miss Novi lagi pergi ke
Inggris Van Java, jadi temen kita yang sakit diasrama tanpa Miss. Novi.
Waktu kita
lagi ngecek temen yang lagi sakit, ternyata kondisi badannya drop banget.
Temen-temen gue pada ngerubutin dua orang itu. Suhu badannya panas banget dan
mereka menggigil. Akhirnya gue berdua dengan kak Yulia, naik sepeda ke apotek
buat beli alat kompres turunin demam. Gue kira kak Yulia bisa naik sepeda,
mungkin ketidakbisaannya dalam naik sepeda hilang begitu saja saat keadaan
bener-bener panik. (Tiba-tiba jadi bisa).
Saat kami
kembali, temen kami yang sakit sudah dipesani becak untuk diantarkan ke Rumah
Sakit terdekat. Dan ternyata mereka harus dirawat, dan juga mereka berdua
pulangnya gak bisa ikut bareng kiita.
Disitu kami
belajar tentang arti persahabatan dan kekeluargaan. Saling mengerti satu sama
lain dan harus saling perhatian.
Untuk
masalah home sick, itu juga terjadi pada gue. Sebenernya bukan kangen rumah
banget sih, cuma sedih ditelpon sehari sekali hehee. Tapi itu Cuma awal-awal
aja kok, hari selanjutnya gue malah udah nyaman banget.
Bakal inget
Pare kalo denger lagu Fall for You. Karena lagu itu untuk listening pertama,
dan buat nemenin malam kami..
Hai Pare,
Miss you..
Komentar
Posting Komentar