Teori Terpecahkan

Lagi-lagi teori. Kapan prakteknya? Bosen kan teori mulu? Disekolah memang lebih banyak teori, jarang untuk praktek. Makanya sering jenuh kan? Tapi kali ini gue bukan bahas teori dari materi-materi sekolah. Gue yakin itu sangat membosankan banget kalo gue bahas disini.

Teori yang terpraktekan itu apaan sih Ra?  Menurut gue.. rencana atau planning yang menjadi action.
Hal ini gak jauh-jauh dari mimpi. Planning, planning, action. Kita pasti punya banyaakk banget planning, dan pastinya juga pingin banget hal itu terjadi. Tapi kalo kita gak action? Apa planning itu berhasil? Di Al-Qur’an sudah jelas. “Allah akan merubah nasib suatu kaum, bila kaum itu merubahnya sendiri.” Artinya, kalau bukan kita yang merubah nasib kita sendiri, siapa lagi? Tapi jangan lupa diiringi dengan do’a.  

Planning sama halnya dengan resolusi. Setiap orang pasti punya resolusi masing-masing untuk dirinya sendiri. Pingin ini, pingin itu, pingin yang ini tapinya jauh, pingin itu yang deket tapi mahal, pingin kesana-sini, pingin dia yang udah dimilikin orang lain, hahahha. Udahlah yaa milik orang lain ikhlasin aja (lah? Ngapa jadi curhat).

Banyak banget kan keinginan setiap orang? Emang salah punya keinginan banyak? Enggak sama sekali. Justru kalo punya keinginan, itu bisa dijadiin motivasi buat gapai kenginan itu. Tapi kita harus tetap usaha buat dapetin apa yang kita inginkan. Dengan Usaha, Do’a, Ikhtiar, dan Tawakal. Keliatan banget kan gue anak Madrasah? Hehee.

Ngomongin resolusi..  

Gue pernah dikasih tugas dari Pak Arif, guru TIK kelas X dan XI. Materinya tentang Microsoft PowerPoint. Dan udah bisa ditebak, gak jauh-jauh dari presentasi. Disuruh bikin presentasi, bingung untuk  nentuin apa Tema nya? Apalagi Isi nya, yakan?. Ternyata pak Arif sudah menyiapkan Tema untuk presentasi. The theme is Resolutin in 2015. Tugas itu diberikan secara rutin untuk siswa kelas X. Waktu itu masih tahun 2014, dan pak Arif sudah menyuruh kita untuk membuat resolusi ditahun depan.

Wow! ini Tema yang menurut gue keren banget. Dan pasti  akan menjadi beda dari presentasi lain, karena ini gak ngebosenin. Waktu diberi tahu tugas itu untuk dibuat dalam bentuk powerpoint, gue udah mikir apa yang mau gue design dipresentasi nanti.

Jujur, gue sangat excited dalam bahas tentang hal-hal kayak gini. Apalagi ini akan membahas tentang resolusi. Sebuah materi yang sama, tetapi isinya dijamin beda. Tapi gue kebingungan resolusi apa yang mau gue jadiin sebagai bahan presentasi.

Sebenernya resolusi gue banyak. Pingin pinter, pingin sukses, pingin cantik, pingin punya badan ideal, dannn pingin jadi rajin ibadah. Tapi kalo dipikir-pikir itu sudah jadi resolusi semua orang. Kalo gue bahas tentang itu, pasti ngebosenin banget. Yang pak Arif mau juga bukan seperti itu. Karena itu bukan resolusi yang dimaksud. Tapi itu juga resolusi kok.

Pak Arif menampilkan presentasi dari kakak kelas yang lalu, hal itu untuk memberi gambaran buat kita. Gue gak konsen setelah jam TIK abis. Gue jadi mikirin konsep apa yang nanti mau gue tampilin. Di kelas gue mikirin, di bis juga, bahkan sampe rumah masih mikirin. Gue lebay? sebagian orang menganggap itu lebay.

Gimana kalo gue bilang, gue lagi mikirin konsep apa buat presentasi? Sampe mikirin dimana-mana.

Tapi menurut gue ini kesempatan. Bukan kesempatan untuk pamer mimpi loh ya, tapi presentasi nanti bisa jadi wadah buat gue present untuk temen sekelas. Siapa tau mereka bisa bantu.

Walaupun ini cuma menjadi nilai dari pelajaran mulok, dan nilainya gak berpengaruh banget dibanding nilai pelajaran eksak, tapi ini penting. Soalnya gue lebih suka sama hal yang begini, praktek akan lebih masuk dibanding teori yang bejibun (tapi bukan berati teori gak penting ya..). Dan akan memberikan kesan kita didepan banyak orang, selain itu bisa ningkatin rasa percaya diri. Kayak, “ini loh gue yang sebenarnya” atau “ini loh mimpi gue” atau “ini loh yang gue mau”.

Beberapa hari setelah diberikan tugas itu, gue langsung ngerjain. Bahkan sebelum jauh dari hari untuk mengumpulkan tugas.  

Kita disuruh bikin 5 slide untuk resolusinya, slide pembukaan, dan slide penutupan. Maksimalnya sih 10 slide, slide untuk resolusi ditentukan hanya 5 slide. Kalau slide resolusi lebih dari 5, tidak diberikan nilai tambahan, dan kalau resolusi kurang dari 5 slide akan dikurangi nilai. Jadi masing-masing ditentukan  hanya 5 slide, dan berbeda resolusi disetiap slidenya.

Hari presentasi. Gue deg-degan. Karena gak semuanya bisa tampil untuk maju. Jadi penilaiannya dibagi 3; meteri, design presentasi, dan penyapaian. Kalau yang mendapat kesempatan untuk tampil, nilainya dibagi 3. Dan kalau gak sempet buat presentasi nilainya hanya dibagi 1. Adil kan?
Gue berdoa yang terbaik aja. Kalo disuruh maju gue udah siap, kalo enggak yowis. Berharap nilainya juga bagus. Gue gak konsen, sambil terus melirik jam. Masih ada kesempatan buat nama gue dipanggil, batin gue. Dan lagi-lagi, apa yang terjadi pada saat itu, itu yang terbaik.

Dan.. pak Arif panggil nama gue. Suasana ruang Labkom jadi riuh sama suara teman sekelas. (nanti akan gue bahas tentang gue yang berubah di kelas XI hahhaa.)

Deg deg deg. Berati ini yang terbaik. Bismillah dalam hati, gue mulai presentasi.

Slide pertama dibuka dengan judul “MY RESOLUTION IN 2015”. Resolusi pertama.. Gue pingin
buka olshop. Gue bisa memanfaatkan insgaram untuk olshop gue, foto siluet. Gue menyampaikan apa yang gue inginkan, sampai resolusi terakhir. Presentasi berjalan lancar, Alhamdulillah. Udah gak ada rasa deg-degan lagi, semoga nilainya juga sesuai dengan usaha gue, Amin.
Setelah gue tampil, ada beberapa teman lain yang maju. Jam pelajaran TIK hampir habis, dan pak Arif menyetop presentasinya. Siswa yang gak maju, berati nilai presentasi dibagi 1. Evaluasi dari presentasi tadi dimulai. Deg-degan lagi. Ternyata pak Arif akan menyebutkan siapa saja yang mempunyai presentasi terbaik.

Design terbaik presentasi, yaitu Savira AW. Materi presentasi terbaik, Savira. Dan penyampaian terbaik, Savira. Alhamdulillah dapet ketiga nilai terbaik, dari masing-masing penilaian. Cumaa resolusi gue yang terakhir sedikit dikritik. Resolusi ingin keliling Indonesia. Kerana kalo resolusi itu harus dijalani, jadi harus mulai keliling Indonesia tahun 2015. Gituu. Tapi kritikannya gue jadiin sebgai pembelajaran kedepannya.  

Ternyata hasilnya sesuai dengan usaha.

Dan itu belum selesai. Resolusi bukan hanya wacana, kalo hanya wacana itu sama kayak rencana. Artinya, gue harus laksanain resolusi gue tersebut. Seiring berjalannya waktu gue agak lupa dengan resolusi gue. Ada suatu kejadian yang mengingatkan gue dengan resolusi. Gue teringat lagi. “anjir gue ngeluapain usaha gue pontang-pating mikirin materi resolusi,  yang dibilang lebay sama temen-temen.”

Sayang bangett kan?. Suatu kejadian itu terjadi tahun 2015. Resolusi yang gue bikin, untuk tahun 2015. Gue harus laksanain resolusi. Resolusi pertama tercapai, membuat olshop siluet di instagram (ig: @ssiluet_22). Resolusi kedua ikut flashmob dan tercapai. Resolusi ketiga melakukan broadcast, sudah terlaksana. Resolusi keempat, menyulap kondisi kamar, on process. Dan resolusi terakhir (resolusi yang dikritik hehee), akan terlaksana. Amin..
Itu harus usaha. Gak cuma diem aja, resolusi akan terjadi. Gue jadi makin percaya. Kalo kita mau, kita pasti bisa. You never know if you never try. “kamu tidak akan tau, kalo kamu gak mencobanya”.

Ditahun 2015 ini resolusi gue hampir semua tercapai. Artinya resolusi itu terjadi. Gue jadi gak takut-takut lagi buat punya resolusi. Jangan hiraukan apa kata orang tentang mimpi yang kalian punya. Punya mimpi, jangan takut buat share ke yang lain. Itu kata pak Adit. Guru TIK gue kelas XII. Siapa tau orang terdekat, atau teman akan membantu kalian dalam mewujudkan mimpi.
Tertawa tentang mimpi orang lain adalah cara yang paling gampang. Orang yang tertawa tentang hal tersebut, ia ragu dan tak liar dalam mimpinya. “Gila mimpi lo ketinggian banget” sering banget kata itu gue dengar. Tapi apa gue peduli? Kadang dalem hati gue bilang, “Ya ampun, gitu banget ya tuh orang”.

Diremehin karena mimpi/keinginan wajar. Gak setiap orang sama dalam menentukan tujuan hidup. Jangan takut bermimpi. Kita punya yang Maha Besar, kita punya yang Maha Kaya yang dapat memberi kita segalanya. Punya planning, and go for action! Plan, Plan, Action!
Salam,
Ira

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Pertama, cukup?

Sunsilk Hijab Hunt 2016 (throwback)

I Choose to be Event Organizer