selesai di 607 hari
Aku udah
pernah cerita tentang pertemuan awal kita disini. Sekilasnya, aku mulai jatuh
cinta saat langkah pertama kamu masuk kedalam kelas. Mulai dari situ, aku
langsung cari tau tentang kamu di dunia maya, dan berjuang untuk kamu kenali
aku. Perlahan namun pasti, do’a dan harapan ku mulai tercapai sampai akhirnya
bisa deket sama kamu. Deket banget malah, tapi sometime dan itu dulu.
Mungkin sudah
puluhan kali atau lebih aku berpikir untuk berhenti berjuang dapetin apa yang
aku mau biar bisa bareng kamu. Setiap kali alasan itu muncul, aku yakin ada
alasan lain yang lebih kuat memaksaku untuk bertahan. Bertahan bukan semata –
mata bertahan, satu kali dua kali aku tau kamu suka dengan orang terdekat
dengan ku, dan aku masih disitu, diposisi bertahan. Mungkin aku jadi orang yang
bodoh saat tau rasa sakitnya sama namun tetap bertahan untuk kamu yang
menganggapku hanya sekedar teman. Ternyata ada hasil dari buah kesabaran dan
kebahagiaan saat bertahan. Kita bisa dua kali makan malem bareng, nikmatin
sunrise, dan aku tau sebagian cerita dari kamu dan kamu pun begitu, lebihnya
lagi aku bahagia saat kamu tertawa bersamaku.
Hampir setiap
malam, aku berharap ada pesan yang kamu kirimkan untukku, aku mengulang satu
hari penuh saat punya momen bareng kamu, aku ada perasaan khawatir saat ada
orang baru yang ternyata lebih menarik dimata kamu, dan hampir setiap malam
juga aku yakinin ke diri aku bahwa aku harus sanggup jika sewaktu waktu kamu
milik orang lain. Aku juga menuliskan tentang kamu dibuku yang aku percaya sebagai
teman terbaik untuk menuliskan semua tentang kamu. Setiap momen aku tuliskan,
aku selalu membacanya dari awal dan selalu saja semua momen itu terputar dan
membuatku semakin yakin untuk bertahan.
Semua berhenti
dan semua berubah saat tanggal 5 Mei 2018 dari sejak 5 September 2016, aku tau
kamu lagi pendeketan dengan perempuan lain. Lagi – lagi dengan orang yang aku
kenal, dan ini ketiga kalinya. Malam ku saat itu runtuh, yang ada hanya tangisan
dari jam 00.00 sampai waktu Subuh. Sudah kuambil keputusan terbaik apa yang aku
harus lakukan. Benar – benar mundur. Harusnya aku peka dari awal saat tau kamu
dekat dengan orang lain, harusnya aku jaga jarak dari awal pertemuan untuk gak
punya hati diwaktu yang cepat, dan harusnya aku dengar apa kata teman curhat ku
kalo kamu bukan yang terbaik.
Jadi aku harus
jauh dan jahat sama kamu, biar aku lupa semuanya. Semoga kamu happy ya, dan
semoga secepatnya kamu tau ternyata dia lagi deket juga dengan cowok lain. Dear..
I miss you.
Ohiya! Aku akan
kasih buku yang sudah kutuliskan tentangmu di Hari Wisuda. Tentang kita, dari
sudut pandang aku.
aku sudah wisuda di awal bulan tahun ini, buku yang ku tulis semua tentang kamu sudah aku buang. aku tumpuk di rongsokan saat aku bersikan barang-barang untuk pindahan. terimakasih sudah memberikan kesimpulan, bahwa yang selalu ada dan buat tertawa belum tentu serius.
BalasHapus